7 Jun 2017

Review Film Beauty and The Beast

Sumber: manrepeller.com


PROLOG

Agak sedikit terlambat memang untuk menonton film Beauty and The Beast saat ini. Namun, bagiku tak ada kata terlambat untuk kembali menikmati kisah masa kecil lewat film ini.

Kata pengantar dariku untuk film ini singkat saja. Karena aku sama sekali tak bisa berharap banyak. Mengingat aku sudah khatam cerita Beauty and The Beast versi kartunnya. Aku hanya sedikit berharap akan musiknya saja. Tidak lebih.

Dan wow. Im gonna mumbling too much, so lets move on to ma review about this movie.

REVIEW FILM

Beauty and The Beast kali ini bertabur bintang. Ya meskipun aku hanya tahu beberapa saja sih. Seperti Ema Watson as Belle, Ian McKellen as Cogsworth, dan yang memerankan Nanny McPee.

Ceritanya tak begitu berubah dari Beauty and The Beast semasa kanak-kanak. Tentang seorang gadis dan sang ayah yang harus hidup berdua. Kemudian bertemu dengan pangeran yang dikutuk sebelum ia menemukan cinta sejatinya. Untuk ending, I know all of you already knew. So yeah, not gonna tell ya more abt the ending.

Untuk masalah cerita, aku tak bisa menilai lebih. Karena memang sudah begitu adanya sejak aku masih kecil. Namun, untuk masalah kostum dan penataan musik serta suara. Two thumbs freakin up! Keren banget! Ditambah dengan tata kostum yang menyihirku untuk kembali nostalgia ke masa kecil. Di mana kostum penghuni kerajaan masa lalu, yang identik dengan rambut palsu, gaun berenda, serta pakaian yang nyentrik dan kuno.

Terdapat beberapa scene yang membuatku jatuh cinta. And Im totally in love with dat movie. Yang pertama adalah scene di mana Beast menunjukkan surga tersembunyinya kepada Belle. And you know what? Surga tersembunyi tersebut adalah perpusakaan milik Beast semasa menjadi pangeran dulu. Dan ekspresi Belle itu so priceless. Antara amazed, terharu dan aku bisa melihat Belle mulai jatuh cinta pada Beast pertama kali di sana. Man, Belle and Beast aja gemar baca. Masa kamu para penikmat filmnya nggak?

Scene yang kedua paling favorit adalah scene Belle dan Beast yang berdansa tentu saja. Dengan riasan super minimalis tapi tetap anggun dan elegan serta gaun kuning simpel yang dikenakan Belle. Ditambah sikap gentleman dari Beast membuat aku meleleh. Pada saat scene tersebut aku berharap biar waktu tak cepat berputar, dan ingin menikmati dansa mereka yang diiringi irama yang syahdu dari para perabot.

Dari kacamata penikmat film tentang kisah masa kecil ini, menurutku ada beberapa hal yang kurang. Yaitu endingnya kurang lama. Which is setelah Beast berubah kembali menjadi manusia, hanya beberapa adegan, langsung berakhir filmnya. Menurutku terlalu cepat. Seperti dipaksakan untuk berkesudahan. Padahal aku ingin lebih menikmati romansa Belle dan Beast (setelah kembali menjadi manusia) ketika mereka sudah happily ever after, meskipun hanya sebentar.

REKOMENDASI

Buatku yang sudah mengetahui jalan ceritanya, aku memang tak berharap banyak. Ditambah animasi atau efek green screen pada saat Belle berada di lembah yang digunakan masih terlihat nyata dan kurang smooth. Tapi, there’s a lot love their spread for me. Terlalu banyak cinta dan kisah (mencoba) berkorban yang mereka ajarkan padaku saat menikmati filmnya.

So far, I gave Beauty and The Beast 3.25/5 stars.

I recommend you to watch this movie. Film ini bisa dinikmati baik orang dewasa, remaja, ataupun anak-anak sekalipun dengan bimbingan orangtua.

Ah, kamu harus menonton film ini meskipun sudah tahu bagaimana jalan ceritanya. Feel the love and spread em to the world~

Bonus: Soundtrack filmnya yang magical~

1 Comments:


  1. I'm truly enjoying the design and layout of your website. It's a very easy on the eyes which makes it much more enjoyable for me to come here and visit more often. Did you hire out a designer to create your theme? Outstanding work! craigslist grand rapids

    BalasHapus

Halo! Jangan lupa tinggalkan komentar, siapa tahu kita bisa diskusi bersama. Mohon tidak meninggalkan link hidup ya. Thankyou :)