8 Mei 2018

Rasanya Seminggu Berlayar Bareng Greenpeace di Kapal Rainbow Warrior


Salah satu resolusi tahun 2018 ini adalah lebih berani memulai hal-hal baru. Saya agak-agak khawatir tentang resolusi ini, mengingat saya anaknya pemalu (halah!) dan mager sekali. Beli jajan di depan kantor seorang diri saja, saya harus berpikir berulang kali, apalagi ini! Mungkin ada di antara kalian yang ingin bilang, halah urusin dulu tuh rasa magermu!

Tapi ealah, semesta agaknya sayang banget sama saya. Di akhir bulan Februari, saya ditawari untuk meliput sebuah acara yang hmm levelnya internasional. Begitu melihat siapa pihak yang mengundang, detik itu juga saya inginnya mengiyakan. Namun terhenti setelah melihat keterangan di bawahnya: seminggu naik kapal dengan semua kru orang luar.

BAIQ.

Waktu yang diberikan oleh Editor in Chief untuk berpikir kurang lebih dua jam. Iya, emang mepet banget untuk meyakinkan hati dan pikiran biar sejalan. Udah deh, waktu dua jam itu saya gunakan untuk riset singkat tentang acara yang akan diliput, tanya teman serta minta restu ke The Google of My Life alias mama papa di rumah.

Dan jawabannya tentu saja IYA!

Nama acara yang saya liput adalah Jelajah Harmoni Nusantara

Dari namanya aja sudah ada jelajahnya, which means bakalan seru dan banyak pengalaman nantinya. Sedikit informasi, Jelajah Harmoni Nusantara ini adalah rangkaian kampanye lingkungan yang diadakan oleh Greenpeace Asia Tenggara. Saya kebagian Leg Bali, yaitu perjalanan naik Kapal Rainbow Warrior milik Greenpeace dari Bali ke Jakarta.

Kalau kamu udah tahu saya, pasti akan mengernyitkan dahi soal saya yang diterjunkan untuk liputan kali ini. WHAT? Seorang Arintya liputan ke Bali sendiri? Naik kapal lagi? Yakin mampu?

Hetdah, bicik amat. Nih, dengan adanya tulisan ini dan hasil tulisan ini, saya buktikan kalau saya MAMPU.

Baca juga: Bonding Kantor di Omah Kecebong

Selama liputan rasanya nano-nano. Apalagi ini pengalaman pertama saya naik kapal lebih dari sehari

Jelajah Harmoni Nusantara ini dimulai pada tanggal 16 April 2018, tapi saya udah stand by di Bali dari tanggal 13 April 2018. Tiga hari sebelum berlayar, saya diajak kru Greenpeace untuk merasakan banyak hal luar biasa. Ada konfrensi pers di atas kapal sampai turut melihat aksi di tengah lautan untuk menghentikan reklamai Teluk Bali yang menuai pro dan kontra itu. It was amazing! Saya nggak akan melupakan tiga hari yang naik turun itu hihi.

Oke, lanjut ke kehidupan di kapal dan our voyage from Bali to Jakarta

Salah satu hal yang bikin saya harus mengiyakan tawaran meliput ini adalah karena kru kapal berasal dari berbagai negara. Which means saya bisa belajar banyak dari orang-orang dengan berbagai latar belakang ini. Daaan, benar saja. Selama di kapal, semua kru telah memberikan saya banyak pengalaman seru, haru dan berharga. Oiya, buat kamu yang penasaran sama kru kapal, nih ada beberapa potret mereka!
Kru kapal saat upacara adat Bali di Celukan Bawang
Kru kapal saat penyambutan di Pelabuhan Tanjung Priok
Trus kehidupan di kapal gimana? Behhhh, lebih seru lagi! Soalnya di kapal nggak ada istilahnya penumpang. Semua yang turut serta dalam perjalanan (kru office Greenpeace, tokoh masyarakat yang diundang serta media termasuk saya) memiliki tanggung jawab yang sama. Kalau waktunya kerja ya harus kerja. Kalau waktunya morning cleaning ya harus dilakuin sama-sama. Saat di dalam kapal, on time hukumnya wajib dilakukan. Bahkan untuk urusan bangun pagi, setiap orang harus udah bangun dan siap sarapan pukul 7.30.

Untuk urusan makanan selama di kapal, Alhamdulillah Ya Rabbi, semua aman dan lancar. Sebab di kapal ada seorang chef yang andal (Babang Daniel!) serta satu volunteer yang siap sedia menyajikan makanan untuk kami. Satu hal yang buat saya terharu selama perjalanan ini. Setiap makanan yang disajikan adalah makanan yang sustainable bagi lingkungan. Nggak sekadar organik, tapi juga berasal dari bahan yang nggak merusak lingkungan serta dibeli dari petani-petani lokal. Kalau soal rasa, memang beberapa makanan terasa kuring di lidah saya. Tapi untungnya saya selalu siap sedia bon cabe (bukan endorse) jadi aman lah!
Salah satu makanan terfavorit!
Bahas kru kapal udah. Bahas kerja di kapal, udah. Bahas makanan selama perjalanan juga udah. Nah kini saatnya saya beralih ke tempat saya menginap selama seminggu perjalanan. Kapal Rainbow Warrior ini ternyata super lengkap guys. Nggak hanya mampu menampung 30 orang, tapi fasilitasnya juga oke punya. Di deck paling bawah ada kabin-kabin tempat kami beristirahat. Di dalam tiap kabin juga lengkap, ada bunk bed, kamar mandi, wastafel, serta mini lounge. Selain itu ada klinik, ruang laundry, mess room atau ruang makan, dapur yang hmm oke punya, main lounge tempat nonton film, radio room (bagi saya sih wifi room hihi) dan masih banyak lagi. Bahkan Kapal Rainbow Warrior ini memiliki sistem pengelolaan sampai yang ciamik lho. Jadi nggak asal buang seperti kasus yang itu tuh~ Dengan fasilitas yang super lengkap itu memang hampir membuat saya nggak kebosanan. Hampir ya, bukan nggak pernah lho. Sebab ada masanya saya merasa bosan dan ingin segera melihat daratan!
Kabin alias kamar di kapal. Ranjangnya tipe bunk bed
Ruang laundry
Salah satu sudut teramai saat jam makan: coffee corner!

Selama satu minggu berlayar ada banyak sekali hal-hal yang saya dapatkan. Boleh ya saya rangkum menjadi poin-poin biar kamu bacanya gampang:

1. Saya jadi lebih tahu tentang isu pengrusakan alam. Nggak hanya tercemarnya teluk Balikpapan aja, ternyata ada masyarakat di Celukan Bawang yang terancam hidupnya dengan pembangunan PLTU. Ada masyarakat Bali yang masih berjuang melawan reklamasi.

2. Dan lagi-lagi masalah sampah plastik. Kita semua masih dibutakan oleh pentingnya mengurangi penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari. Lewat perjalanan bersama Rainbow Warrior ini, saya jadi terketuk pintu hati. Saya mulai belajar tak menggunakan sedotan plastik dan menggantikan dengan sedotan stainless. Saya mulai terbiasa membawa air minum dan botol minum sendiri.

3. You are what you did. Ungkapan itu membuat saya semakin berbenah diri. Selama di kapal kapal, seseorang dihargai atas kerja kerasnya. Baik itu perempuan maupun laki-laki. Nggak ada bias gender selama di kapal.

4. Saya jadi punya sedikit pengalaman tentang berlayar. Bagaimana para kru kapal menghilangkan penat tanpa banyak biaya, seperti memancing, sunset dinner di helideck, atau swim stop dan berbaur dengan lautan lepas. Haduh, ini sih yang buat saya makin kangeeeen sama kehidupan di kapal, khususnya Rainbow Warrior.

5. Alam dan lautan yang dimiliki Indonesia itu subhanallah indahnya. Mungkin selama berlayar saya hanya melihat sebagian kecil dari keindahan yang kita punya, tapi saya bersyukur bisa menikmati. Dalam hati saya berjanji, insyaAllah selama nafas ini masih ada, saya akan lebih mawas diri dan memperhatikan gaya hidup lagi. Agar keindahan alam dan lautan yang kita miliki bisa dinikmati anak cucu kita nanti. Terdengar klise dan cheesy, tapi beneran deh kamu harus melihat keindahan itu dulu.

6. Selama perjalanan Bali ke Jakarta saya bertemu dengan banyaaak sekali orang-orang hebat. Mulai dari teman-teman media, teman-teman Greenpeace Indonesia yang saya kagumi semangatnya, kru kapal yang oke dan kece punya (dadah-dadah ke salah satu dari mereka hahaha!) dan tokoh-tokoh yang mungkin sebelumnya hanya bisa saya lihat dari layar kaca. It was my pleasure to join this voyage with you, guys!

Berlayar dengan Kapal Rainbow Warrior ini asli bikin nagih. Kalau dikasih kesempatan, saya pasti mau lagi bergabung dan menikmati momen-momen ini. Tapi gosong akibat sering lupa pakai sunblock saya nggak ingin terulang sih hehehe.

Semoga bumi dan manusia bisa saling menjaga ya guys. Yuk kurangi pakai plastik. Mulai dari kurangi pakai sedoran dulu deh. Hehehe ujung-ujungnya malah kampanye~ Semoga ada hal baik yang bisa kamu ambil dari tulisan ini ya. Mon maaf kalau ada bahasa yang saya gunakan rada nyinyir wuhuhu~

See ya in another blogpost!

Love,


10 Comments:

  1. wah, asik banget aku sampai iri bacanya. Pasti banyak pengalaman seru dan berharga yang didapat ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yep, bener banget mbak. Seru banget sampe mau nambah hihi

      Hapus
  2. Ah seru banget kak! Apa nggak mabok laut tuh kak seminggu diombang-ambing diatas kapal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awal-awal sempet mabuk laut mbaaak, tapi lama-lama udah kebal hehe

      Hapus
  3. wuiih seru banget sih, mupeng parah bacanya. Kapal warrior ini terbuka untuk wisata umum nggak sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbaak, mereka ke Indonesia buat kampanye lingkungan soalnya~ tapi sekarang udah cabut dari Indo hihi

      Hapus
  4. Komentar saya yang pertama adalah pengen ngomentarin kru kapalnya hahaha. Kemudian perjalanannya ini bikin iri. Keren aja, deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi krup kapalnya emang pada baik-baik banget mbak! :D

      Hapus
  5. Terlepas dari pengalaman yang menurut saya gak umum; bareng Greenpeace gitu lho! Seminggu di atas kapal sama kru kapal yang aduhai kayak gitu? Well, siapa yang mampu nolak hihihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya mbak, waktu ditawarin kantor aku langsung iyain aja! Kapan lagi kan berlayar bareng Greenpeace Internasional~ hihi

      Hapus

Halo! Jangan lupa tinggalkan komentar, siapa tahu kita bisa diskusi bersama. Mohon tidak meninggalkan link hidup ya. Thankyou :)