12 Sep 2017

Saya Sarjana Pertanian dan Mohon Maaf Saat Ini (Belum) Bekerja di Bidang Pertanian


Beberapa waktu lalu beredar berita bahwa Pak Jokowi menyentil para lulusan pertanian pada sidang terbuka acara Dies Natalies IPB ke-54. Awalnya saya nggak terlalu tertarik sih dengan beritanya, namun salah satu editor di kantor bertanya:

“Rin, berita ini elu banget nih? Nulis dong tentang ini!”

Berawal dari sana, saya kemudian kepoin berita serta videonya di media sosial. Pada sidang terbuka dengan tema “Pengarusutamaan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan Indonesia” tersebut, Pak Jokowi menyebutkan bahwa lulusan IPB banyak yang bekerja di bank. Dari kalimat tersebut, saya sebagai salah satu dari sekian banyak lulusan pertanian hanya bisa tersenyum dan ingin sedikit beropini.

“Sebelumnya maaf nih, nggak hanya lulusan IPB saja kok yang banyak kerja di bank. Lulusan pertanian dari berbagai kampus pertanian yang lain juga banyak (sekali) yang bekerja di bank atau bidang lain.”

Contohnya saya. Setahun lalu saya lulus dari salah satu kampus di Jogja sebagai sarjana pertanian. Bangga? Pasti! Namun beberapa saat setelah kelulusan saya dihadapkan pada dilema akan pekerjaan di bidang pertanian itu sendiri. Banyak saya temukan perusahaan di bidang pertanian, namun sedikit yang membuka lowongan pekerjaan saat saya (atau mungkin mereka juga) membutuhkan pekerjaan. Kalau pun ada yang buka, kualifikasi pertama yang dibutuhkan adalah: laki-laki. Apalah daya saya yang masih menjadi perempuan tulen ini. Hehehe

Sebelumnya maaf nggih, menurut saya lulusan pertanian tidak harus selalu terjun di bidang pertanian dalam artian bertani di sawah. Pun kalau memang ada yang ingin seperti itu, memang patut untuk dibanggakan. Namun menurut saya, masih ada bidang-bidang lain yang masih ada hubungannya dengan pertanian yang nggak kalah bermanfaat untuk dijadikan lahan saya (atau mungkin teman-teman yang lainnya) untuk berbakti dengan bidang pertanian.

Sedikit bercerita, tahun 2015 saya yang mengambil konsentrasi kuliah pada Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian memilih untuk melaksanakan program magang di salah satu stasiun TV swasta. Bukannya mau mangkir dari dunia pertanian, namun saya hanya ingin menerapkan ilmu pertanian saya pada bidang lain yang juga tak kalah bermanfaatnya dari bidang pertanian. Hampir dua bulan saya magang di sana, Alhamdulillah, satu hasil risetan saya berhasil tayang di di salah satu program anak-anak yang mungkin telah disaksikan jutaan anak Indonesia. Hasil riset saya waktu itu adalah kokedama, yaitu seni bertanam melalui bola lumut yang bisa menghemat lahan. Sementara satu hasil risetan saya yang lain, tentang kerajinan tangan dari akar wangi, diperdalam oleh rekan reporter di sana dan Alhamdulillah berhasil tayang juga.

Sekarang, saya bekerja pada salah satu media online yang menyuguhkan informasi untuk anak muda. Kalau banyak orang menganggap saya mangkir dari pertanian, saya hanya bisa senyum aja. Toh, menurut saya, pertanian itu luas. Pertanian nggak hanya menanam padi, panen, lalu dijual di pasaran. Pertanian itu bisa dikembangkan menjadi cyber extension yang mungkin akan lebih relevan untuk generasi millennials seperti sekarang. And here I am! Saya memilih menjadi juru tulis di salah satu media online untuk anak muda. Sempat beberapa kali menulis tentang pertanian (dan hasilnya nggak terlalu laku ahahaha). Sempat juga beberapa kali saya memasukkan gimmick yang nyerempet pertanian pada tulisan saya yang bertema hubungan serta motivasi. Melalui cara tersebut, saya berusaha menyampaikan informasi pertanian ke generasi muda di luar sana dan berusaha on track dengan bidang pertanian.

Mungkin inti dari tulisan ini adalah walaupun saya (atau mungkin teman-teman yang lain) bekerja di luar bidang pertanian, percaya deh, bahwa ada darah pertanian masih mengalir pada hidup ini. Mungkin hal tersebut juga berlaku pada teman-teman pada jurusan lain seperti perikanan, peternakan, dan yang lainnya.

Saya hanya ingin beropini sih. Saya nggak akan menuntut bahwa pemerintah kurang ini kurang itu untuk para lulusan pertanian. Apalagi sampai berani mengatakan bahwa ‘andai aja’ lulusan pertanian lebih diberi ini dan itu. Toh, urusan pemerintah nggak hanya ngurusin lulusan pertanian saja ‘kan? Hehehe

Saya sarjana pertanian dan maaf, saat ini saya belum bekerja di bidang pertanian. Yang lulusan kehutanan aja justru jadi presiden. Masa’ saya nggak boleh kerja di bidang yang sesuai dengan passion saya?

Aku bocahmu, Pak!

Salam hangat,


8 Comments:

  1. Hihihi, bener juga mbak, ada banyak orang kok, yang 'pengangguran terbuka' seperti itu karena ga sesuai dengan program kuliah yg diambil. Yg penting ketemu sama passion-nya dan bekerja seriang hati sudah turut membantu pembangunan :)

    BalasHapus
  2. saya jg kuliah jurusan sastra ngak nyambung dg kerjaan saya heheh. Ngak masalah asal kerjanya enjoy aja.

    BalasHapus
  3. "Lulusan kehutanan aja bisa jadi presiden", setuju sih, pada akhirnya tergantung passion, yang tidak bisa dipaksakan. Mendapatkan ilmu kan bisa dari mana saja ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaaaa Dhimas! Setuju sama kamu :3

      Hapus
    2. Setidaknya si lulusan kehutanan sudah membuktikan menerapkan ilmu yg dipelajarinya dulu secara profesional..pernah bekerja di Perhutani, dan jadi pengusaha kayu mebel..Presiden sih jabatan politis, siapapun boleh menggapai...tapi buktikan dulu dong secara profesional penerapan studinya..

      Hapus
  4. Aaaahh sukaaa!!! Hahhaha
    aku bocahmu Rin (atau lebih tepatnya kamu bocahku (?))

    BalasHapus

Halo! Jangan lupa tinggalkan komentar, siapa tahu kita bisa diskusi bersama. Mohon tidak meninggalkan link hidup ya. Thankyou :)