Pertama kali nonton filmnya Nolan (Review Oppenheimer)

Oppenheimer


Hola! Akhirnya bisa nulis review film lagi setelah sekian abad tenggelam di dunia 9-6 yang cukup menguras tenaga hahaha. Eniweeei, kali ini agak menantang soalnya mau coba bikin mini review film Christopher Nolan yang “meledak” aka rilis di Juli ini. Yap, apalagi kalo bukan Oppenheimer!

Sebelumnya, mau disclaimer dulu nih. Aku bukan fansnya Nolan (well belum lebih tepatnya), penikmat filmnya juga baru-baru ini aja. Film ini kutemukan enggak sengaja karena bikin quick news buat sosmed kantor dan boom, ternyata banyak yang “baca” dan menantikan film tentang Father of The Atomic Bomb ini. So, here we go! Mini review Oppenheimer dari sudut pandang orang yang baru pertama kali nonton karyanya Nolan (yang surprisingly bikin 3 jam paling menyenangkan dalam hidup!)

Sinopsis (well, dari sudut pandangku)

Oppenheimer ini nyeritain tentang Julius Robert Oppenheimer, ahli fisika kuantum (CMIIW) yang ditugasin bikin bomb waktu Perang Dunia II. First thing first, ini adalah film biopic yang nyeritain perjalanan berliku Oppenheimer waktu bikin bom atom saat itu. So ada banyaaaak istilah fisika yang aku temuin sepanjang film. 

Tapi yang palinggg nyantol adalah fisi dan fusi, di mana reaksi fisi adalah pemecahan atom jadi dua. Sedangkan reaksi fusi adalah penggabungan dua atom jadi satu. Eits, nggak berhenti saat bom atomnya jadi dan diledakin, tapi penonton juga dibawa Nolan ke masa pasca jatuhnya bom di Hiroshima dan Nagasaki…dan masa-masa ini ternyata enggak mudah bagi seorang Oppenheimer, yang saat itu namanya dielu-elukan.

Baca juga: Memilih Enola untuk Jadi Another Holmes

Ok, enuf tentang fisika. Leggo ke alur cerita

Sebelum ke bioskop, sengaja lihat beberapa review Oppenheimer. Semua review nyebutin kalo film ini punya alur yang acak. Means maju-mundur, lompat-lompat dengan beberapa sudut pandang. Surprisingly, meskipun alurnya maju-maju, mundur jauh, lalu maju lagi, aku sama sekali enggak bingung. Malah jadi menikmati gimana Nolan pengen penontonnya tenggelam dalam hidup Oppenheimer. 

Soal sudut pandang atau POV juga unik nih. Ada beberapa sudut pandang yang digambarin Nolan baik sekali dengan permainan warna, ada yang black and white dan berwarna. Bikin penonton (macem aku yang baru pertama kali nonton filmnya) bisa makin nikmatin “perjalanan” nonton filmnya. 

Btw, nanya deh buat penggemar film-filmnya Nolan. 
Dia emang nyentrik gini ya kalo bikin film?

Ini film biopic, bukan film soal bom atom

Again, sebelum nonton, udah diperingatkan beberapa reviewer kalo Oppenheimer adalah film biopic, yang banyak dialognya. Meskipun biopic seorang bapaknya bom atom, tapi kekhawatiranku soal suara ledakan yang menggelegar dan bikin nggak nyaman tetep ada. Apalagi di suatu wawancara, Nolan bilang kalo film ini bakal kasih sensasi suara ledakan kayak aslinya. Makin parnolah kuping yang sensitif dan nggak suka suara dar dar dar ini. 

TAPIIII, ternyata kekhawatiranku salah gais! Sepanjang film telinga tetap aman, justru menikmati suara-suara yang sengaja ditambahkan buat gambarin “ledakan” itu sendiri. Sedikit bocoran, ada hening yang aku benci banget di dalam film. Bikin susah nafas dan deg-degan luar biasa. Genius nggak ada obat! Hello Nolan, dapet ide ini dari mana???

Meme Spongebob
*aku pas scene hening, putih, danggg* - Source

Bertaburan bintang, nggak ada yang berlebihan

Ngomongin soal aktor dan aktris yang main di film ini, pasti udah tahulah siapa aja. Nama-nama besar semua! Meskipun gandeng nama-nama gede kayak Cillian Murphy, Emily Blunt, Matt Damon sampe RDJ, akting mereka sama sekali nggak ada yang berlebihan atau bahkan kurang. Pas aja gitu, sesuai takaran. 

Eits nggak hanya itu, sepanjang film aku juga dikejutin sama aktor-aktor lain yang mendukung peran utama. Heyyy, tiba-tiba ada Jack Quaid yang aku kenal bodor di film "Plus One", Kenneth Branagh yang sat set di film-film detektif Agatha Christie sampe Rami Malek! Danggg, sepanjang film selain ngikutin alur cerita, aku sibuk bergumam “anjeeeeer, kok ada dia di sini. Gila gila gilaaaa!”

Baca juga: Gundala - Abimana dan kaus hitamnya

Best karakter (well, menurutku)

Karakter utama di film ini emang Bang Oppie, tapi sorry banget aku lebih kepincut sama Kitty Oppenheimer alias istrinya, yang diperanin sama Emily Blunt. Soal kebiasan mabuknya mari kita kesampingkan dulu, tapi menurutku Kitty adalah badass women yang berpengaruh besar di hidup Oppenheimer. 

Meme 2024
*aku pas liat Bu Oppenheimer* - Source

Salah satu scene yang “WOW you go girl” adalah waktu dia lempar gelas minuman ke tembok karena udah gedek banget sama Oppie yang “diem-diem bae” diperlakukan nggak adil. Kalo Kitty adalah mamah-mamah Jaksel, mungkin pas scene itu dia udah teriak (teriak ya, bukan ngomong biasa): 

"JIR, INI SEMUA TUH ULAHNYA STRAUSS. SADAR, JIR! LAWAN, JANGAN MAU DIBEGO-BEGOIN!" 

Kesimpulannya apa nih? ðŸ‘€

Jadi sebagai orang awam yang baru pertama kali nonton filmnya Nolan, sama sekali enggak paham fisika dan minim pengetahuan sejarah dunia, film ini BAGUS BANGET HEY! 3 jam paling fokus dalam hidup karena nggak mau terlewat sekalimat pun dialognya. Meskipun gitu ya ada sih momen tersihir dan keceplosan “hah, tadi kenapa dia bilang gitu?!”

Sedikit saran buat kamu yang pengen menikmati Oppenheimer, please nonton sendiri! Atau kalo nonton ramean, pastiin temen sebelah kamu enggak berisik atau yang suka main hape. Jangan lupa ke toilet atau makan dulu buat persiapan, soalnya ini film 3 jam. Lumayan panjang. 

Terakhir, terima kasih kerjaanku! Karena kamu aku jadi nemuin satu film paling epik, menarik dan enggak akan kusesali karena nonton sendiri.

Last but not least, ada satu kutipan menarik dari film Oppenheimer ini:

"Genius belum tentu bijak."

And boom! Baru ngeh apa maksudnya begitu kelar nonton aksi Cillian Murphy dkk. Selamat menonton gais!

Oppenheimer gif
Source

Baca juga: Sherlock London vs Sherlock New York


Love sekebon,



0 Comments:

Posting Komentar

Halo! Thank you udah baca tulisan ini sampai habis. Any comments?