16 Agu 2018

Untuk Kamu yang Tetap Dekat, Meski Hati Sudah Tak Lagi Lekat


Kata orang, berteman dengan mantan itu sebuah bencana besar. Sebab sewaktu-waktu perasaan bisa kembali berderak. Hati yang sudah semakin menguat bisa kembali retak.

Namun denganmu, semua mitos itu terasa sia-sia. Kembali berteman (dan seolah merasa tak pernah terjadi apa-apa) denganmu mungkin menjadi salah satu hal yang paling menyenangkan untuk kita. Atau setidaknya untukku sendiri beberapa tahun ini. Kamu yang kembali mendekat meski hati kita sudah tak lagi lekat, nyatanya merupakan obat yang selama ini aku cari. Obat dari perasaan sok merasa baik-baik saja. Padahal sepeninggalmu dulu, aku kehilangan separuh penyangga. Separuh penyangga yang dulu mampu menahanku dari runtuhnya dunia.

Untuk kamu yang dengan kesadaran penuh tetap dekat, terima kasih ya!. Terima kasih karena dulu telah pergi. Terima kasih karena sekarang kamu telah kembali. Kini malamku tak lagi sejahanam dulu. Tak lagi sesepi dulu. Sepulang dari pekerjaan yang load-ya semakin menggila, selalu ada pesanmu yang mampu meredakan penat di dada. Sesekali kamu juga menyempatkan diri untuk kita bertukar suara. Sesekali juga aku sempat hampir lupa bahwa sekarang kita sudah bukan apa-apa.

Ah, kadang dunia begitu lucunya. Dulu aku (atau mungkin kita) sering menyia-nyiakan kesempatan berdua. Namun sekarang, setelah tak ada apa-apa lagi selain predikat 'ah kami cuman teman kok', kamu dan aku malah semakin intens merangkak dan mengemis peluk walau sebentar saja.

Untuk kamu yang selalu mengucapkan bahwa bahumu akan ada untukku di setiap pertambahan usia, kini izinkan aku membuka satu rahasia yang selama ini aku simpan rapat dengan semesta. Satu rahasia yang terlampau romantis sampai aku belum juga punya keberanian untuk membaginya denganmu. Sebab aku paham benar bahwa rahasia ini terlalu naif untuk dikatakan. Pun terlalu romantis diucapkan seseorang sepertiku yang sekarang tak lebih dari sekadar teman.

Ah persetan dengan sekadar teman! Kini aku akui selalu ada namamu di dalam doaku tiap malam.

Sebab tak ada kata-kata romantis selain lantunan doaku untukmu. Semoga kelak, namamu dan namaku benar-benar tertulis dalam Lauhul Mahfuz-Nya. Kalau pun belum tertulis juga, semoga semesta nanti berkenan membuka jalan agar kamu dan aku…bisa bersatu seperti waktu sebelumnya. Semoga.


Love,






Photo by andres chaparro from Pexels
Collaboration with Canva Indonesia

0 Comments:

Posting Komentar

Halo! Jangan lupa tinggalkan komentar, siapa tahu kita bisa diskusi bersama. Mohon tidak meninggalkan link hidup ya. Thankyou :)