17 Sep 2018

Sarjana Kok Buka Usaha? Nggak Sayang Gelarnya?


Hai gengs!
Akhirnya tulisan tentang #QnA di blog ini rilis juga! Nah di episode pertama kali ini, saya berkesempatan mengulik tentang satu tema yang sampai sekarang masih digalaw-in sama anak muda zaman sekarang. Tema pertama yang bakal saya angkat adalah

Sarjana kok malah buka usaha? Emang nggak sayang gelarnya?

Pernah nggak sih kamu dipusingkan dengan pertanyaan semacam itu? Atau bahkan sampai sekarang kamu masih dibuat bimbang dengan omongan orang yang nyelekit-nyelekit sedap kayak gitu?

Bersama Bayu Adi Wicaksana, seorang kawan yang terbilang cukup besar tekad dan kegigihannya, saya coba menjawab keresahan tersebut. FYI, kawan saya ini merupakan owner sekaligus tim kreatif di balik hadirnya Raden Pastry, salah satu usaha di bidang kuliner yang lagi hits banget di kota kami. Nah Bayu ini latar belakangnya adalah seorang sarjana hukum, tapi siapa sangka dia nge-tweak hidupnya dan mencoba hal baru di dunia kuliner ini.

Yuk langsung aja simak percakapan saya dengan Bayu ini. Siapa tahu dari hasil kepo-kepo saya ini, kamu yang masih bingung mau cari pekerjaan atau buka usaha aja jadi nggak bingung lagi~

Hula, Bay! Apa kabar nih sekarang?
Alhamdulillah selalu baik!

Nah kalau kabar usaha yang lagi dijalani sekarang (Raden Pastry) gimana? Lancar atau lagi ada tantangan nih?
Alhamdulillah lancar. Kalau ditanya lagi ada tantangan atau nggak bohong banget kalau misalnya kita bilang nggak ya..hehe soalnya yang kita alami di dunia usaha setiap harinya bahkan setiap apa yang kita lakuin selalu ada tantangannya sendiri karena di dunia usaha ini seolah-olah kita sedang membangun bangunan yang setiap pondasinya harus diperhatikan secara detail.

Ngomong-ngomong udah jalan berapa lama sih usahamu ini?
Alhamdulillah sampai detik ini sudah jalan 1 tahun dan menuju tahun ke-2. Masih baby banget sih..hehehe

Ide awal bikin usaha Raden Pastry ini dari siapa Bhay?
Kalau ide awal bikin usaha ini murni dari diri sendiri. Tapi tetep nggak lepas dari support orang sekitar yang terus ngasih masukan.

Kalau boleh, ceritain dong gimana awal-awal waktu kamu jalanin usaha ini?
Awalnya dulu mungkin saking bingungnya cari kerja karena daftar kemana aja ditolak..hehehe. Waktu merasakan penolakan demi penolakan timbulah pemikiran kenapa selalu bertaruh sama peluang yang belum tentu itu berpihak sama kita? Padahal kita sendiri bisa menciptakan peluang itu sendiri. Ya mungkin nggak semudah yang kita bayangin, tapi kalau nggak dicoba kita nggak akan tau kan?
Pada waktu itu bingung pertamanya mau buka usaha apa sedangkan modal jelas minim banget karena cuma punya tabungan sisa kuliah. Setelah itu dapet informasi kalau ternyata industri perJajanan di Indonesia baru mengalami peningkatan yang pesat, jadilah menentukan usaha makanan. Udah ditetapin mau jualan makanan tapi nggak bisa masak, dengan sangat terpaksa hampir setiap hari kerjaannya cuma buka google dan youtube buat cari refrensi makanan yang mau dijual sambil coba-coba masak sendiri sampai berhasil. Bahkan hampir menginjak 1 tahun usaha kita masih ngembangin terus di 1 produk sampai kita ngerasa produk itu sempurna. Kalau ditanya nekat ya jelas nekat banget karena beresiko kehilangan pelanggan. Tapi menurut apa yang kita pelajari kalau mau usaha ya harus cepet dijalanin jangan kebanyakan dipikirin.

Ada hal sulit nggak selama kamu membangun usaha Raden Pastry ini? Trus gimana caramu buat mengatasi hal sulit itu?
Kalau tanya hal-hal yang sulit kayaknya udah jadi makanan sehari-hari ya, kadang itu timbulnya dari berbagai aspek. Tapi ya itu semua emang resiko dari usaha, yang bisa kita lakuin cuma memperkecil resiko itu supaya menjadi peluang. Dengan cara apa? Ya dengan cara belajar mulai dari ikut seminar, pelatihan bisnis, atau kelas bisnis online. Kalau yang gratis ya cukup buka youtube dari mastah yang udah berpengalaman aja. Inshaa Alloh kalau namanya niat buat belajar pasti ada kok jalannya. Oh iya satu lagi, ini penting banget. Selalu berdo'a dan sertakan Allah disetiap langkah usaha teman-teman.

Trus ada nggak hal-hal yang seru dan nyenengin selama jalanin usaha ini?
Ada banget. Tapi kita butuh kesadaran ya buat ngrasainnya,,hehehe.. nggak melulu yang nyenengin itu soal materi. Kita ambil hal-hal positif aja. contohnya bisa kenal sama banyak orang, bisa lebih menghargai uang, bisa lebih menghargai nilai-nilai kehidupan, membentuk pribadi yang lebih dewasa, lebih banyak beribadah dan masih banyak lagi hal-hal positif yang akan kita dapet. Itu semua terbentuk setelah kita bisa melewati masalah-masalah yang ada.
Menjawab pertanyaan hal-hal seru apa aja yang penah dialamin. Sedikit cerita jadi sistem orderan kita kan delivery/cod ya, dulu awal-awal pernah ada yang order hari minggu di stan CFD kita, dilihat dari sekilas nggak ada yang aneh dari orang tersebut bahkan menurut kita termasuk orang yang punya uang lebih dari penampilan dan barang yang dibawa. Kita catatlah orderannya untuk hari rabu pagi, karena masih terpaut beberapa hari kita tidak meminta untuk DP. Singkat cerita di hari-h kita sudah menunggu lama hampir 45 menit tapi dia tidak juga datang. Setelah pulang dapatlah kita informasi kalau orang yang order tadi ternyata kurang sehat jiwanya. Sakit tapi nggak berdarah hehehe

Nah ini pertanyaan agak sensitive ya! Tenang aja jawabnya huahaha. Ada nggak sih orang-orang yang nanya 'sarjana hukum kok malah buka usaha?'
Sebenernya udah nggak sensitif lagi kok sekarang, kalau dulu mungkin iya.hehehe. ada banyak banget bahkan dari orang sekitar kita sendiri.

Kalau ada, gimana sih caramu menanggapinya?
Nggak usah terlalu banyak dipikirin karena semua itu akan jadi aura negative yang akan ngrusak pikiran dan hati kita sendiri. Jadikan aja semua itu motivasi buat kita terus maju. Menunjukkan dengan prestasi bahwa apa yang kita pilih itu nggak salah. Terus ada pertanyaan masak sarjana hokum jualan roti? Harusnya kan jadi jaksa, advokat, notaris dll. Nah sekarang siapa yang mengharuskan? Kalau buat pribadi, bangku perkuliahan itu nggak selalu mengarahkan masa depan kita, nggak ada juga istilah ilmu kuliah sia-sia. Ilmu perkuliahan itu nggak hanya berisi mengenai teori-teori, tetapi perkuliahan itu membentuk pola pikir kita dengan cara akademik. Coba kita belajar lebih berpikir luas lagi.

Pertanyaan terakhir nih. Ada nggak sih saran-saran buat mereka yang mau coba buka usaha yang nggak sejalan sama jurusan kuliah mereka?
Sebenernya kalau buat kasih saran rasanya kurang pas banget ya soalnya masih banyak yang lebih sukses lagi dari Raden Pastry. Hehehe… Tapi dengan sedikit yang udah kita jalani mungkin bisa buat sharing teman-teman yang mau ambil jalur wirausaha tapi nggak sejalan sama pendidikan kuliahnya.
Kalau teman-teman mau buka usaha yang paling awal bentuk niat sama kemauan dulu aja, mantabkan semua dalam hati dan setelah itu langsung tentukan apa yang mau dijadikan objek usaha. Nggak usah kebanyakan mikir yang penting kalau sudah tahu disitu ada kesempatan langsung ambil dan action aja. Soalnya sudah banyak survei yang mengatakan orang nggak jadi buka usaha karena terlalu banyak mikir dan pertimbangan. Disaat teman-teman banyak mikir dan pertimbangan pasti akan menemukan hal-hal yang negative. Teman-teman nggak usah takut buat memulai apalagi usaha yang dijalani nggak sesuai dengan latar belakang pendidikan, nikmati aja semua prosesnya dan tetap belajar dalam dunia usaha. Nantinya teman-teman akan merasakan istilah terbentur, terbentur, terbentuk, karena menurut kita justru pelajaran yang berharga dalam dunia usaha itu disaat menemukan kesalahan. Sekali lagi jangan capek-capeknya buat berdo’a dan juga belajar dengan mentor yang udah terbukti kualitas usahanya, karena itu kunci teman-teman bisa menghindari kegagalan dalam usaha.

Berkaitan dengan niat mau nambahin sedikit aja ya, jangan sekali-kali usaha itu hanya untuk mencari materi, niatkan dengan teman-teman membuka usaha menjadi bisa lebih bermanfaat buat orang lain dan mencari keberkahan. Kalau hanya mau mencari materi teman-teman pasti akan menghalalkan segala cara. Contoh bermanfaat buat orang lain dengan membuka lapangan pekerjaan sehingga bisa ikut membantu memperkecil tingkat kemiskinan. Ingat niat itu terus sebagai motivasi teman-teman. Semoga sharing yang nggak seberapa ini bisa jadi gambaran dan berkah buat teman-teman yang baca. Aamiin.

"Semakin besar bisnis, seharusnya semakin banyak waktu untuk ibadah dan keluarga, jika tidak berarti ada yang salah dengan bisnis anda." (Muri Handayani dan Lya Herlyanti)

Ini nih sosok Bayu Adi!

Salah satu menu andalan Raden Pastry~
Dari hasil kepo-kepo ini, saya bisa ambil satu hal ciamik nih dari Bayu. Dia merupakan anak muda yang berani banget mengambil risiko. Padahal saya tahu benar, di era sekarang dan bagi lulusan perguruan tinggi seperti dia, keputusan untuk membuka usaha itu nggak mudah diambil dan ditelateni bahkan sampai sekarang.

Kalau kamu gimana nih? Apa kamu punya keresahan yang sama juga, yakni udah lulus lama tapi belum tahu mau jadi apa? Apapun pilihanmu nanti, semoga tulisan ini bisa mengobati rasa nggak percaya dirimu ya!

Btw, kamu juga boleh berbagi lho dengan teman-teman yang lain via komentar. Siapa tahu malah bisa jadi diskusi yang asyik nanti. See ya di tulisan #QnA yang selanjutnya, gengs!

Narasumber:
Bayu Adi Wicaksana
CEO Raden Pastry
Instagram: @rmb.pastry

Love,





Feature image from Kipras Streimikis – Unsplash.com

3 Comments:

  1. Wow mantapp ceritanya euy, Inspiring sekali jadi semain menambah semangat menggerakan roda roda ekonomi dalam berbisnis. Hal paling bahagia saat bedagang adalah produk kita laris, untuk menjadi lari perlu ilmu dan ation yang mantap pastinya..

    Bravo Raden pastry, sukses semoga selalu banjir orderan setiap hari ! Aamiin Bravo entrepreneur muda

    BalasHapus
  2. Wah aku bersedia nih di QnA :D
    Sarjana antro yang sekarang ngurusin bisnis @kaiuindonesia :)

    BalasHapus

Halo! Jangan lupa tinggalkan komentar, siapa tahu kita bisa diskusi bersama. Mohon tidak meninggalkan link hidup ya. Thankyou :)